PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama dalam suatu organisasi.
Sebagus apapun tujuan, visi, misi, dan strategi sebuah organisasi, tidak akan
berguna apabila sumber daya manusianya tidak diperhatikan dan dikelola dengan
baik, apapun bentuk dan tujuannya. Organisasi dibuat berdasarkan visi untuk
kepentingan manusia, dan pada implementasinya dikelola oleh manusia, oleh
karena itu, SDM perlu dikelola dengan baik dan profesional agar dapat tercipta
keseimbangan antara kebutuhan SDM dengan tuntutan serta kemajuan bisnis
perusahaan.
Audit SDM adalah salah satu cara untuk memeriksa fungsi-fungsi operasional
dari perencanaan, penerimaan, seleksi, pelatihan dan pengembangan, penilaian
kinerja, kompensasi, hubungan karyawan dengan organisasi sudah berjalan
sebagaimana mestinya. Audit sumber daya manusia sebagai suatu analisis dari
semua faktor yang menyangkut administrasi personalia diikuti dengan rekomendasi
untuk memperbaiki setiap penyimpangan dari standar yang diinginkan. Dengan
dilakukannya audit SDM dapat memberikan sumbangan penting dalam pemeliharaan
hubungan antara bagian SDM dengan bagian lain diperusahaan.
B.
Rumusan Masalah
Bagaimana Definisi, Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup, Pendekatan dan
Peralatan Audit SDM serta Tahap-Tahap dan Pelaporan Audit SDM ?
C.
Tujuan
Untuk
Mengetahui Definisi, Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup, Pendekatan dan Peralatan
Audit SDM serta Tahap-Tahap dan Pelaporan Audit SDM.
PEMBAHASAN
A.
Definisi dan Tujuan Audit Sumber Daya Manusia
Audit SDM merupakan bagian dari Audit Operasional. Audit sumber
daya manusia adalah pemeriksaan kualitas kegiatan Sumber Daya Manusia secara
menyeluruh dalam suatu departemen, divisi atau perusahaan, dalam arti
mengevaluasi kegiatan-kegiatan SDM dalam suatu perusahaan dengan menitikberatkan
pada peningkatan atau perbaikan.[1] Audit
sumber daya manusia menekankan penilaian terhadap berbagai aktivitas sumber daya
manusia yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan apakah aktivitas
tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektiv dalam mencapai
tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang
masih terjadi pada aktivitas SDM yang diaudit untuk meningkatkan kinerja dari
program atau aktivitas tersebut.[2]
Tujuan Audit SDM adalah mengendalikan kegiatan organisasi melalui
fungsi pemeriksaan dan penilaian terhadap permasalahan organisasi (ketaatan,
efektivitas dan efesiensi) yang disoroti dari dimensi SDM agar sasaran-sasaran
fungsional maupun tujuan organisasi secara keseluruhan dapat dipastikan
tercapai. Tujuan audit SDM adalah mengevaluasi kegiatan SDM dengan maksud
untuk:
1.
Menilai
efektivitas dari fungsi SDM.
2.
Menilai
apakah program atau aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis, efektif dan
efisien.
3.
Memastikan
ketaatan berbagai program atau aktivitas SDM terhadap ketentuan hukum,
peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan.
4.
Mengidentifikasikan
berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap aktivitas SDM dalam
menunjang kontribusinya terhadap perusahaan.
5.
Merumuskan
beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas berbagai program
atau aktivitas SDM.”[3]
B.
Ruang Lingkup Audit Sumber Daya Manusia
Tujuan personalia adalah mengevaluasi kegiatan personalia dengan maksud
untuk menilai efektivitas, mengenali aspek yang masih dapat diperbaiki,
mempelajari aspek-aspek tersebut secara mendalam dan menunjukan kemungkinan
perbaikan dan membuat rekomendasi untuk pelaksanaan perbaikan-perbaikan
tersebut. Pelaksanaan audit hendaknya mencakup evaluasi terhadap fungsi-fungsi
personalia, penggunaan prosedur-prosedur personalia oleh manajer, dan dampak
kegiatan-kegiatan tersebut pada sasaran-sasaran dan kepuasan karyawan.[4]
1.
Audit
Fungsi Personalia
Audit secara
logis menelaah pekerjaan departemen sumber daya manusia. Misi departemen sumber
daya manusia adalah seluruh tujuan dan maksud sumber daya manusia dalam
organisasi.
2.
Audit
Pelaksana Manajerial
Audit juga
meriview pelaksanaan berbagai kebijaksanaan dan prosedur personalia oleh para
manajer. Bila para manajer mengabaikan kebijaksanaan-kebijaksanaan personalia
atau pelanggar hukum hubungan perburuhan, audit hendaknya mengemukakan
kesalahan-kesalahan tersebut agar tindakan koreksi dapat dimulai.
3.
Audit
Kepuasan Karyawan
Departemen
personalia yang efektif memenuhi baik kebutuhan organisasi maupun karyawan.
Untuk mempelajari pemenuhan ini, tim audit memperoleh data dari karyawan. Tim
mengumpulkan informasi tentang gaji, banefits, praktek-praktek pengendalian, bantuan
perencanaan karier dan umpan balik yang diterima karyawan tentang prestasi
kerja mereka.[5]
Lingkup audit SDM sama dengan luasnya manajemen SDM itu sendiri.
Artinya semua aspek manajemen SDM mulai dari strategi, kebijakan, filosofi,
prinsip-prinsip, sampai fungsi-fungsi spesifik manajemen sumber daya manusia
bisa mencapai target audit. Ruang lingkup
audit sumber daya manusia, cara, sistem, metode penilaian, dan penilaian harus
diinformasikan secara jelas kepada karyawan supaya mereka mengetahuinya. Ruang
lingkup audit SDM tersebut yakni what, why,where, when who, and how atau
disingkat 5W+1H.
1.
What (apa) yang dinilai, yaitu prestasi kerja, perilaku, kesetiaan,
kejujuran, kerja sama, kepemimpinan, loyalitas saat sekarang, potensi akan
dating, sifat, dan hasil kerjanya
2.
Why (mengapa) dinilai, yaitu untuk meningkatkan kepuasan kerja
karyawan, kepentingan, pengembangan, dan lain-lain.
3.
Where (di mana) dinilai, yaitu didalam atau diluar pekerjaan
4.
When (kapan) dinilai, yaitu secara periodik (formal) dan secara
terus-menerus (informal)
5.
Who (siapa) yang menilai, yaitu atasan langsung, atasan dari atasan
langsungnya, dan atau suatu tim yang dibentuk di perusahaan
6.
How (bagaimana) penilaiannya, yaitu dengan metode tradisional atau
metode modern.
Ruang lingkup audit SDM juga dibagi ke dalam tiga kelompok, sesuai
dengan administrasi aset tetap pada umumnya, yaitu perolehan, penggunaan, dan
penghentian penggunaan sebagai berikut:
1.
Rekrutmen
atau perolehan SDM, mulai dari awal proses perencanaan kebutuhan SDM hingga
proses seleksi dan penempatan.
2.
Pengelolaan
SDM, meliputi semua aktivitas pengelolaan SDM setelah ada di perusahaan, mulai
dari pelatihan dan pengembangan sampai dengan penilaian kinerja karyawan.
3.
Pemutusan
hubungan kerja (PHK) karena mengundurkan diri maupun pemecatan akibat
pelanggaran aturan perusahaan.[6]
C.
Manfaat Pelaksanaan Audit Manajemen Sumber Daya Manusia
Teori tentang audit manajemen sumber daya manusia dan pengalaman
para praktisi menunjukan bahwa terdapat paling sedikit sepuluh jenis manfaat
yang dapat dipetik oleh suatu perusahaan apabila audit dalam bidang fungsional
yang sangat strategik ini diselenggarakan dengan baik.[7] Audit SDM mengevaluasi aktifitas SDM yang digunakan dalam suatu
perusahaan dan merupakan pengendalian kualitas keseluruhan yang mengevaluasi aktifitas
SDM dalam suatu perusahaan. Manfaat dari audit SDM ini antara lain yaitu:
1.
Mengidentifikasi
kontribusi dari SDM terhadap organisasi.
2.
Meningkatkan
citra profesional dari SDM.
3.
Mendorong
tanggung jawab dan profesionalisime karyawan
4.
Memperjelas
tugas - tugas dan tanggung jawab karyawan.
5.
Mendorong
terjadinya keragaman kebijakan dan praktek – praktek SDM
6.
Menenukan
masalah - masalah yang berkaitan dengan SDM
7.
Memastikan
ketaatan hukum dan peraturan dalam praktek SDM
8.
Menurunkan
biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif
9.
Memberikan
evaluasi yang cermat terhadap sistem informasi SDM.[8]
D.
Pendekatan dan Peralatan Audit SDM
1.
Pendekatan
Audit SDM
Tidak akan ada yang menyanggah benarnya pendapat bahwa pelaksanaan
audit harus menghasilkan informasi yang akurat tentang kebijaksanaan, praktek
dan hasil pekerjaan manajemen sumber daya manusia. Teori audit manajemen sumber
daya manusia dan pengalaman banyak orang yang sudah menerapkannya menunjukan
bahwa ada 5 pendekatan pelaksanaan audit yang bisa digunakan, yaitu :
a.
Pendekatan
Perbandingan
Perbandingan dalam hal ini dapat bersifat eksternal dan internal.
Pendekatan bersifat eksternal apabila yang menjadi sasaran audit adalah
perusahan sebagai keseluruhan yang
dirasakan kurang berhasil dibandingkan dengan perusahaan dengan perusahaan lain
yang sejenis atau bergerak dalam sektor industri yang sama dan dipandang meraih
keberhasilan. Pendekatan perbandingan bersifat internal apabila yang
dibandingkan adalah satuan kerja atau bidang fungsional tertentu dalam
perusahaan yang dianggap menghadapi masalah dibandingkan dengan satuan kerja
atau bidang fungsional lain dalam lingkungan perusahaan yang dinilai berhasil.[9]
b.
Pendekatan
Penggunaan Konsultan
Para pelaksana audit manajemen sumber daya manusia ada baiknya juga
menggunakan informasi dari para ahli, seperti tenaga spesialis di perusahaan
konsultan. Disamping itu berbagai laporan hasil penelitian yang menyangkut kinerja
MSDM juga tepat untuk digarap terutama dalam penerapan standar tertentu yang
berlaku secara ilmiah dan dalam praktek perusahaan lain. Manfaat kedua jenis
informasi ini adalah untuk mendiagnosa masalah yang mungkin dihadapi yang
diaudit.[10]
c.
Pendekatan
Statistikal
Dari catatan yang ada, tim audit menyusun standar-standar secara
statistik dengan mana berbagai kegiatan atau program dievaluasi. Pendekatan ini
sangat bermanfaat terutama untuk menilai banyaknya kesalahan atau kekurangan
yang terjadi.[11] Dikaitkankan dengan audit kepegawaian,
misalnya dewasa ini terlalu sukar bagi suatu organisasi, dan bahkan sering
dipandang sebagai suatu keharusan, untuk memiliki sistem informasi kepegawaian.
Berarti tim audit kepegawaian menggali informasi yang diperlukan dan melakukan
analisis yang hasilnya dinyatakan dalam angka-angka.[12]
d.
Pendekatan
Ketaatan
Manajemen harus taat bukan hanya pada ketentuan perundang-undangan
yang ditetapkan oleh pemerintah, tetapi juga kepada berbagai kebijakan tentang
manajemen sumber daya manusia yang ditetapkan sendiri.[13] Melalui
pengambilan sample elemen sistem informasi personalia, tim audit memeriksa
pelanggaran terhadap berbagai hukum atau peraturan dan kebijaksanaan atau
prosedur perusahaan.[14]
e.
Pendekatan
Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBO)
Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBO) merupakan salah satu bentuk
gaya manajerial dalam melibatkan para anggotanya organisasi dalam proses
pengambilan keputusan. Dengan pendekatan satu langkah kebawah tujuan dan
sasaran berbagai satuan kerja atau bidang fungsional diangkat dari tujuan dan
sasaran organisasi sebagai keseluruhan dan demikian seterusnya sampai tujuan
dan sasaran individual. Audit dimaksudkan untuk menggali informasi apakah gaya
itu diterapkan atau tidak dan apa hasilnya.[15]
2.
Peralatan
Audit SDM
Telah
dimaklumi bahwa kegiatan audit kepegawaian diselenggarakan dengan melakukan
kegiatan pengumpulan data. Oleh karena itu, agar sasaran penelitian benar-benar
tercapai dalam arti terkumpulnya sebanyak mungkin informasi, berbagai teknik
perlu digunakan dan hasilnya “diolah” sedemikian rupa sehingga diperoleh gambaran
yang selengkap mungkin tentang kegiatan manajemen sumber daya manusia dalam
organisasi yang memungkinkan organisasi merumuskan berbagai kebijakan secara
lebih tepat. Teknik-teknik yang biasanya digunakan[16] :
a.
Wawancara
Untuk kepentingan audit kepegawaian, wawancara diselenggarakan oleh
tim peneliti dengan dua pihak, yaitu : Para manajer dan karyawan dalam
organisasi, serta para karyawan yang sudah mengambil keputusan berhenti dan
pindah bekerja ke organisasi lain. Wawancara yang diselenggarakan dengan para
manajer operasional dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan, pandangan dan saran
mereka tentang berbagai aspek pengelolaan sumber daya manusia.
Wawancara dengan mereka yang sudah memutuskan pindah bekerja pun
sangat penting untuk dilaksanakan. Ada 3 maksud penyelenggaraan wawancara
seperti itu, pertama : untuk menggali informasi tentang berbagai alasan
mengapa mereka memutuskan pindah. Kedua : berusaha memperoleh masukan
tentang hal-hal yang menurut mereka perlu diperbaiki. Ketiga : agar para
karyawan yang berhenti tidak bersikap negatif terhadap organisasi yang segera
akan ditinggalkan.[17]
b.
Kuesioner
dan Survey
Departemen personalia dapat melengkapi hasil wawancara dengan
kuesioner dan survey. Melalui survey karyawan, gambaran tentang kegiatan
personalia dapat dikembangkan secara lebih akurat. Demikian juga kuesioner bisa
memberikan jawaban yang lebih bebas dan jujur daripada wawancara “face to
face”.[18]
Untuk kepentingan audit kepegawaian pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner
dikelompokan ke dalam 3 bagian. Tiga bagian tersebut adalah Pandangan karyawan
terhadap para atasan langsung mereka, Pandangan angggota perusahaan tentang
tugas pekerjaan mereka, dan persepsi mereka tentang efektif tidaknya MSDM menyelenggarakan fungsi, tanggung jawab dan
kegiatannya.
c.
Arsip
Kepegawaian (Analisis Historikal)
Salah satu kegiatan penting dari satuan kerja yang menangani sumber
daya manusia ialah pembuatan, klasifikasi tabulasi dan menyimpan seluruh
dokumen yang menyangkut semua orang dalam perusahaan, mulai dari perencanaan,
rekrutmen, seleksi, penempatan, pelatihan dan pengembangan, hasil penilaian kinerja,
kemajuan karier, imbalan, mutasi yang terjadi kecelakaan, keluhan, pemogokan,
data pemutusan hubungan kerja dan jumlah karyawan yang sudah memasuki masa
purnabakti. Berbagai informasi itu yang ditelusuri dan dianalisis para
pelaksana audit. [19]
d.
Informasi
Eksternal
Merupakan tindakan yang bijaksana apabila tim peneliti tidak
membatasi diri pada pengumpulan informasi hanya dari dalam organisasi saja,
informasi dari luar organisasi pun sangat penting dikumpulkan dan digunakan
sebagai perbandingan. Sumber-sumber utama informasi eksternal yang dapat digali
ialah instansi pemerintah, kamar dagang dan industri dan berbagai asosiasi.[20]
e.
Percobaan
Personalia
Peralatan terakhir yang tersedia bagi tim audit dan departemen
personalia adalah percobaan-percobaan lapangan.[21] Percobaan
ini memungkinkan departemen personalia untuk membandingkan kelompok percobaan
dan kelompok pengendalian di bawah kondisi normal. contoh, departemen
personalia bisa mengimplementasikan program latihan keamanan bagi separo
penyelian departemen. Separo kelompok ini adalah kelompok percobaan. Kelompok
pengendali terdiri dari para penyelia yang tidak diberi latihan. Kemudian
catatan pelaksanaan keamanan kedua kelompok dibandingkan beberapa bulan setelah
latihan terakhir. Bila kelompok percobaan mempunyai tingkat kecelakaan yang
lebih rendah secara signifikan, maka fakta menunjukan bahwa program latihan
keamanan adalah efektif.[22]
E.
Tahap-Tahap Pelaksanaan Audit
Dalam melaksanakan audit sumber daya manusia harus mencangkup
tahap-tahap berikut :
1.
Tahap
Perencanaan Audit
Audit
pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek
yang diaudit. Disamping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap
berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang
diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk
mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan
yang diaudit.[23]
2.
Review
Pengujian Pengendalian Manajemen
Tahap ini merupakan pengujian secara mendalam dan evaluasi dari
program yang spesifik. Pada tahap ini dikumpulkan dan dianalisa
informasi-informasi yang dapat mendukung dan menyajikan temuan pemeriksaan.
Tujuan pada tahap ini adalah untuk menyelesaikan perencanaan audit dan
menggunakan rencana yang telah ditetapkan sebagai dasar untuk memonitor dan
mengawasi kemajuan pemeriksaan. Auditor harus mengumpulkan, menganalisis, menginterprestasikan,
dan mendokumentasikan informasi-informasi yang diperoleh guna menunjang
hasil-hasil audit.
3.
Audit
Lanjutan
Pada tahap ini, auditor bertugas untuk meringkas dan melakukan
pengelompokan terhadap temuan audit. Mengkaji ulang kembali apa saja yang sudah
dilakukan di tahap review pengujian pengendalian manajemen. Dan terus mengawasi
kemajuan pemeriksaan.[24] Pada
tahap ini auditor juga melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten
untuk mendukung tujuan audit yang ditentukan. Pada tahap ini dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dan temuan
yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.[25]
4.
Pelaporan
Setelah melalui tahap audit lanjutan, auditor bertanggung jawab
untuk menyampaikan hasil-hasil pemeriksaannya kepada manajemen atau pihak lain
yang memberikan penugasan melalui suatu laporan hasil audit. Dalam laporannya,
auditor mengarahkan perhatian pada penyampaian temuan-temuan yang penting dan
tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya manusia.[26]
5.
Tahap
Tindak Lanjut Audit
Pada tahap ini auditor harus melakukan tindak lanjut audit untuk
memastikan bahwa tindakan-tindakan perbaikan yang memadai telah dilakukan
sesuai laporan hasil temuan audit. Di sini auditor harus menetapkan bahwa
tindakan perbaikan telah dilakukan dan berhasil dengan baik, atau manajemen
diasumsikan telah mengetahui risiko bila tidak dilakukan tindakan perbaikan
sesuai laporan hasil audit.[27] Secara
lebih spesifik tujuan dari tindak lanjut audit adalah :
a.
Membantu
pihak eksekutif (pimpinan organisasi) mengarahkan tindakan yang akan diambil
terkait dengan hasil audit yang diterimanya.
b.
Mendorong
pembelajaran dan pengembangan audit. Kegiatan tindak lanjut diharapkan dapat
memberikan konstribusi bagi perbaikan pelaksanaan program kerja.
c.
Menjadwalkan
tindak lanjut. Penjadwalan tersebut bergantung pada karakteristik audit, jenis
rekomendasi, resiko sosial, dan sebagainya.[28]
F.
Laporan Audit
Laporan audit personalia adalah suatu deskriptif komprehensif yang
berisi hasil pengolahan temuan dari kegiatan audit personalia, yang mencakup
baik penghargaan terhadap praktek-praktek efektif maupun rekomendasi bagi
pebaikan praktek-praktek yang tidak efektif. Laporan audit pada umumnya terdiri
dari beberapa bagian. Bagian pertama adalah untuk manajer operasi, bagian kedua
untuk para manajer dalam departemen personalia, dan ketiga untuk manajer
personalia.
1.
Laporan
Untuk Manajer Operasi
Laporan audit untuk para manajer operasi meringkas berbagai sasaran
dan tanggung jawab personalia mereka.Tujuan-tujuan mereka bisa menyangkut usaha
untuk mengurangi absensi atau perputaran karyawan melanjutkan pengembangan
karyawan, memperbaiki hubungan manajemen-serikat kerja, atau mencapai
sasaran-sasaran lain.[29] Laporan
audit ini juga bisa mengidentifikasikan masalah-masalah personalia.
Penyelewengan-penyelewengan terhadap berbagai kebijaksanaan personalia dan
peraturan hubungan perburuhan dikemukakan.
2.
Laporan
Untuk Manajer Dalam Departemen Personalia
Para manajer spesialis yang menangani penarikan dan seleksi
latihan, kompensasi, dan kegiatan-kegiatan personalia lainnya juga memerlukan
umpan balik. Laporan audit yang mereka terima mungkin menyebutkan berbagai
bidang tertentu dengan pelaksanaan kerja jelek atau baik. Sebagai contoh, suatu
tim audit mengamati bahwa banyak pekerjaan tidak dilaksanakan dengan penempatan
karyawan yang baik. Informasi ini diberikan kepada manajer latihan dan
pengembangan sebagai umpan balik dengan rekomendasi bagi perbaikan
program-program selanjutnya.
3.
Laporan
Untuk Manajer Personalia
Laporan untuk manajer personalia berisi semua informasi yang
diberikan kepada para manajer lini dan manajer spesiasis dalam departemen
personalia. Di samping itu, manajer personalia memperoleh umpan balik tentang :
a.
Sikap
para manajer operasi dan karyawan terhadap pelayanan dan benefits dari
departemen personalia
b.
Masalah-masalah
sumber daya manusia dan implikasi-implikasinya
c.
Suatu
review tentang sasaran-sasaran departemen dan organisasi departemen untuk
mencapai berbagai sasaran tersebut
d.
Berbagai
rekomendasi untuk perubahan-perubahan yang diperlakukan.[30]
Dengan informasi yang dicakup dalam laporan audit, manajer
personalia dapat memperoleh pandangan luas tentang fungsi personalia yang
dijalankannya. Selain pemecahan masalah-masalah personalia, manajer bisa
memusatkan pada bidang-bidang yang mempunyai potensi terbesar bagi peningkatan
kontribusi departemen kepada perusahaan. Dan barangkali yang paling penting,
laporan audit berfungsi sebagai pedoman untuk usaha-usaha di waktu yang akan
datang dan sebagai referensi untuk pelaksanaan audit berikutnya. Laporan audit
pada umumnya terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
a.
Judul
b.
Daftar
isi
c.
Ringkasan
dan kesimpulan, yang terutama berguna untuk pimpinan eksekutip puncak.
d.
Masalah-masalah
pokok (tujuan audit, analisis, evaluasi dan sebagainya)
e.
Kesimpulan
dan saran
f.
Tubuh
(berisi data, fakta, pandangan serta alasan yang merupakan dasar kesimpulan dan
saran)
g.
Sumber
data
h.
Lampiran
yang di anggap penting.[31]
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan laporan audit :
a.
Format
apapun yang digunakan, laporan harus tersusun secara sistematik sehingga mudah
dipahami oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
b.
Bahasa
yang digunakan haruslah sedemikian rupa sehingga tidak mudah menimbulkan
interpretasi yang tidak tepat.
c.
Informasi
yang terdapat dalam laporan harus memenuhi persyaratan kemutakhiran,
kelengkapan dan dapat dipercaya.
d.
Laporan
audit yang disusun harus bersifat faktual. Artinya dalam laporan bukan hanya
disajikan praktek-praktek MSDM yang positif, akan tetapi juga hal yang perlu
perbaikan dan penyempurnaan.
e.
Laporan
audit, meskipun sifatnya “melihat kebelakang” bahan yang terdapat didalamnya
harus dapat digunakan untuk berbagai kepentingan MSDM di masa depan.[32]
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Audit
SDM di laksanakan untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan baik
untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Artinya audit SDM
mempunyai misi membantu pimpinan dengan memberikan masukan informasi signifikan
hasil penilaian auditor untuk membantu mengatasi permasalahan yang tengah
dihadapi oleh Departemen. Hasil audit SDM dapat menjadi masukan berharga untuk
referensi dalam membuat keputusan atau mengambil kebijakan tentang SDM sehingga
pengelolaan SDM dapat lebih sesuai dengan perencanaan organisasi jangka
panjang.
Pentingnya
melakukan audit sumber daya manusia dapat dilihat dari beberapa sudut pandang.
Pertama, untuk kepentingan pemenuhan berbagai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, sehingga dapat menghasilkan informasi kegiatan organisasi yang
berkaitan dengan ketentuan dalam perundang-undangan tersebut. Kedua, penerapan
sistem imbalan yang memperhatikan berbagai prinsip keadilan, prinsip
perbandingan, dan prinsip kewajaran. Ketiga, untuk menjamin aktivitas karyawan
sudah berjalan efektif, efisien, dan produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Ma’ruf, Prof. Dr. H.
SH., M.M. 2014. Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan, Yogyakarta
: Aswaja Pressindo.
Bayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen : Prosedur dan
Implementasi, (Jakarta: Salemba Empat.
Handoko, T. Hani, Dr. M.B.A. 2001. Manajemen Personalia dan
Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia : Untuk
perusahaan dari teori ke praktek, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Siagian, Sondang P. Prof. Dr. MPA. 1999. Manajemen Sumber Daya
Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.
Siagian, Sondang P. Prof. Dr. MPA. 2004. Audit Manajemen, Jakarta
: Bumi Aksara.
[1]
Veithzal Rivai,
Manajemen Sumber Daya Manusia : Untuk perusahaan dari teori ke praktek, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 548.
[2]
IBK Bayangkara,
Audit Manajemen : Prosedur dan Implementasi, (Jakarta: Salemba Empat,
2008), hlm. 60.
[3] Veithzal
Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia.................hlm. 567.
[4] Dr. T. Hani
Handoko, M.B.A., Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta
: BPFE-Yogyakarta, 2001), hlm. 226.
[5] Ibid.,
hlm. 229.
[6] IBK
Bayangkara, Audit Manajemen......................hlm. 67.
[7] Prof. Dr.
Sondang P. Siagian, MPA., Audit Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara,
2004), hlm. 114-63.
[8] Veithzal
Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia .........................hlm. 567.
[9] Prof. Dr.
Sondang P. Siagian, MPA., Audit Manajemen...................hlm.
114-115.
[10] Ibid., hlm.
114-115.
[11] Dr. T. Hani
Handoko, M.B.A., Manajemen Personalia..................... hlm. 230.
[12] Prof. Dr.
Sondang P. Siagian, MPA., Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Bumi
Aksara, 1999), hlm. 360.
[13] Prof. Dr.
Sondang P. Siagian, MPA., Audit Manajemen.................... hlm.
114-115.
[14] Dr. T. Hani
Handoko, M.B.A., Manajemen Personalia .................... hlm. 230.
[15] Prof. Dr.
Sondang P. Siagian, MPA., Audit Manajemen..................... hlm. 116.
[16] Prof. Dr.
Sondang P. Siagian, MPA., Manajemen Sumber Daya Manusia..........hlm.
363.
[17] Ibid.,
hlm. 364-365.
[18] Dr. T. Hani
Handoko, M.B.A., Manajemen Personalia ...............hlm. 231-232.
[19] Prof. Dr.
Sondang P. Siagian, MPA., Audit Manajemen...............hlm. 116-117.
[20] Prof. Dr.
Sondang P. Siagian, MPA., Manajemen Sumber Daya Manusia,............hlm.
367.
[21] Dr. T. Hani
Handoko, M.B.A., Manajemen Personalia ..................... hlm. 232.
[22] Ibid.,
hlm. 233.
[23] IBK
Bayangkara, Audit Manajemen........................... hlm. 67.
[24] Veithzal
Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia.................... hlm. 561.
[25] IBK
Bayangkara, Audit Manajemen..............................................hlm.
67.
[26] Veithzal
Rivai, Manajemen Sumber Daya ................................... hlm.
562.
[27] Ibid.,
hlm. 563.
[28] Prof. Dr. H.
M. Ma’ruf Abdullah, SH., M.M., Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan,
(Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2014), hlm. 210.
[29] Dr. T. Hani
Handoko, M.B.A., Manajemen Personalia ...................hlm. 233.
[30] Ibid.,
hlm. 234.
[31] Ibid.,
hlm. 235.
[32] Prof. Dr.
Sondang P. Siagian, MPA., Manajemen Sumber Daya Manusia,............
hlm. 369.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar