PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan bisnis atau usaha pada saat ini telah menjadi suatu
perkembangan yang sangat signifikan bagi Indonesia. Untuk menjalankan usaha
diperlukan sebuah studi kelayakan bisnis, apakah sebuah usaha layak dijalankan
atau tidak layak dijalankan. Studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah
penelitihan yang menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial
ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi
sampai dengan aspek manajemen dan keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk
dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil
keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan
bahkan ditadak dijalankan.
Lingkungan merupakan hal yang penting dalam berwirausaha. Jika
dalam menentukan lingkungan kita salah memilih maka usaha tersebut bisa tidak
berjalan dan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Studi lingkungan usaha
merupakan suatu langkah yang penting dilakukan dengan tujuan untuk menemukan
apakah lingkungan di mana usahanya itu akan berdiri nantinya tidak akan
menimbulkan ancaman dan justru dapat memberikan peluang di luar dari usaha yang
utama.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapat diambil rumusan
masalah yaitu Bagaimana Proses dan Prosedur Studi Kelayakan Bisnis Dalam Aspek
Lingkungan ?
C.
Tujuan
Untuk
Mengetahui Proses dan Prosedur Studi Kelayakan Bisnis Dalam Aspek Lingkungan
PEMBAHASAN
A. Uraian Umum Aspek Lingkungan
Lingkungan tempat bisnis akan dijalankn harus dianalisis
dengan cermat. Hal ini disebabkan lingkungan disatu sisi dapat menjadi peluang
dari bisnis yang akan dijalankan, namun disisi lain lingkungan juga dapat
menjadi ancaman bagi perkembangan bisnis. Keberadaan bisnis dapat berpengaruh
terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan ekologi
tempat bisnis yang akan dijalankan.
Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga
menimbulkan dampak bagi lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan kehidupan
masyarakat sebagai akibat dari adanya aktivitas bisnis dapat berupa semakin
ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, timbulnya kerawanan sosial, timbulnya
penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup sebagai akibat masuknya tenaga
kerja dari luar daerah.
Analisis aspek lingkungan dilakukan untuk menjawab “apakah
lingkungan setempat sesuai dengan ide bisnis yang akan dijalankan dan apakah
manfaat bisnis bagi lingkungan lebih besar dibandingkan dampak negatifnya?’.
Suatu ide bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek lingkungan sesuai dengan
kebutuhan ide bisnis dan ide bisnis tersebut
mampu memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dampak negatifnya di wilayah tersebut. Aspek lingkungan dalam studi kelayakan bertujuan
untuk:
1.
Menganalisis kondisi lingkungan operasional
2.
Menganalisis kondisi lingkungan industri
3.
Menganalisis lingkungan ekonomi
4.
Menganalisis dampak positif maupun negatif bisnis terhadap
lingkungan
5.
Menganalis usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
meminimalkan dampak negatif bisnis terhadap lingkungan.[1]
B.
Aspek Lingkungan Industri
Aspek lingkungan
industri lebih mengarah
pada aspek persaingan
dimana bisnis perusahan berada.
Akibatnya, faktor – faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan seperti ancaman
pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi
persaingan itu sendiri menjadi
perlu untuk dianalisis
guna studi kelayakan
bisnis. Michael E.Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy
yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama yang disebut 5
kekuatan bersaing. Lalu R.E. Freeman sebagaimana dikutip oleh Wheelen
merekomendasikan aspek yang keenam untuk melengkapinya.
Keenam aspek yang menjadi pokok
bahasan tersebut adalah : Ancaman masuk pendatang baru., Persaingan sesama
perusahaan di dalam industrinya., Ancaman dari produk pengganti, Kekuatan tawar
menawar pembeli (buyers), Kekuatan tawar menawar pemasok (suppliers),
Pengaruh kekuatan stakeholder lainnya.
1.
Ancaman Masuk Pendatang Baru
Masuknya perusahaan sebagai
pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah
ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar
serta perebutan sumber
daya produksi yang
terbatas. Ada beberapa faktor
penghambat pendatang baru masuk ke dalam suatu industri, yang sering
disebut dengan Hambatan Masuk, diataranya adalah :
a.
Skala Ekonomi[2].
Apabila pendatang baru berproduksi dengan skala kecil, maka mereka akan dipaksa
berproduksi pada biaya
per unit yang
tinggi padahal perusahaan
yang ada tengah berupaya pada skala produksi yang
terus diperbesar dan proses produksi yang terus menerus diefisiensikan sehingga
harga per unit barang menjadi lebih rendah.
b.
Diferensiasi Produk. Diferensiasi
yang menciptakan hambatan
masuk memaksa pendatang
baru untuk mengeluarkan biaya
dan usaha yang besar untuk merebut para pelanggan yang loyal kepada perusahaan
utama.
c.
Kecukupan Modal. Jenis industri
yang memerlukan modal besar
merupakan hambatan yang besar bagi pemain baru, terutama pada jenis industri
yang memerlukan biaya yang besar untuk riset dan pengembangan serta eksplorasi.
d.
Biaya Peralihan. Biaya peralihan
(switching cost) ini
dapat berupa biaya pelatihan kembali karyawan, biaya peralatan pelengkap
yang baru, dan desain ulang produk. Padaakhirnya biaya ini akan ditanggung oleh
konsumen.
e.
Akses ke saluran distribusi. Jalur distribusi sangat menentukan
penyebaran produk. Perusahaan yang mempunyai jalur distribusi yang luas dan
bekerja secara baik akan sangat menghambat masuknya produk baru ke dalam pasar.
f.
Ketidak unggulan biaya independen.[3]
Keunggulan biaya yang
dipunyai oleh perusahaan yang sudah
ada sulit ditiru oleh pendatang
baru. Keunggulan itu mungkin timbul dari teknologi yang telah dipatenkan perusahaan,
konsesi bahan baku, atau subsidi pemerintah.
g.
Peraturan pemerintah. Pemerintah
biasanya menerbitkan sejumlah
aturan yang mengatur
bidang – bidang tertentu seperti yang selalu
diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, misalnya lewat Daftar Investasi Negatif
(DIN)
2.
Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri
Persaingan dalam
industri sangat mempengaruhi kebijakan
dan kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang
oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besaruntuk mempengaruhi pasar.
Persaingan pasar yang
sempurna biasanya akan
memaksa perusahaan menjadi follower termasuk
dalam hal harga
produk. Menurut Porter, tingkatpersaingan dipengaruhi beberapa
faktor, yaitu :
a.
Jumlah competitor. Jumlah kompetitor atau pesaing sudah tentu akan
mempengaruhi tingkat persaingan.kompetitor hendaknya dilihat dari beberapa sisi
seperti jumlah, ukuran, dan kekuatannya.
b.
Tingkat pertumbuhan industry. Pertumbuhan industri
yang besar biasanya
menyediakan sejumlah peluang
bagi perusahaan untuk tumbuh
bersama industrinya. Pertumbuhan
industri yang lambat sebaiknya tidak direspons dengan
ekspansi pasar kecuali perusahaan mampu mengambil pangsa pasar pesaing.
c.
Karakteristik Produk. Produk
hendaknya tidak hanya
sekedar menyediakan kebutuhan
dasar akan tetapihendaknya memiliki suatu pembedaan (differentiation)
atau nilai tambah.[4]
d.
Biaya tetap yang besar. Pada jenis industri yang mempunyai total biaya
tetap yang besar, perusahaan hendaknya beroperasi pada skala ekonomi yang
tinggi.
e.
Kapasitas. Kapasitas selalu berkorelasi dengan biaya produksi per
unit. Produksi pada kapasitasyang tinggi diperlukan untuk menjaga efisiensi
biaya per unti.
f.
Hambatan keluar. Hambatan keluar memaksa perusahaan untuk tidak
keluar dari industri. Hambatan inidapat berupa aset – aset khusus ataupun
kesetiaan manajemen pada bisnis tersebut.
3.
Ancaman Dari Produk Pengganti
Perusahaan – perusahaan yang berada
dalam suatu industri bersaing pula dengan produkpengganti. Walaupun
karakteristiknya berbeda, barang substitusinya dapat memberikanfungsi atau jasa
yang sama.
4.
Kekuatan tawar menawar pembeli (Buyers)
Pembeli mampu mempengaruhi
perusahaan untuk memotong harga, meningkatkan mutudan pelayanan serta mengadu perusahaan dengan competitor melalui
kekuatan yangmereka miliki.[5]
Beberapa kondisi yang mungkin dihadapi perusahaan antara lain adalah :
a.
Pembeli membeli dalam jumlah yang besar.
b.
Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan.
c.
Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
d.
Switching Cost
pemasok adalah kecil
e.
Produk yang dibeli perusahaan mempunyai andil persentase yang besar
bagi biayabiaya produksi, sehingga pembeli akan menawarkan insentif kepada
pegawainyayang mampu menyediakan produk yang sama dengan harga yang lebih
murah.
f.
Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah sehingga
sensitif terhadapharga dan diferensiasi servis
g.
Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga
pembeli denganmudah mencari substitusinya.
5.
Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi industri
lewat kemanapun mereka menaikan harga ataumengurangi kualitas produk atau
servis. Pemasok akan kuat apabila beberapa kondisiberikut terpenuhi :
a.
Jumlah pemasok sedikit
b.
Produk/pelayanan yang ada adalah unik dan mampu menciptakan Switching
Cost yang besar
c.
Tidak tersedia produk substitusi
d.
Pemasok mampu melakukan
integrasi ke depan
dan mengolah produk
yangdihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan
e.
Perusahaan hanya membeli dalam jumlah yang kecil dari pemasok[6]
6.
Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya.
Kekuatan ke enam yang ditambahkan
oleh freeman yang dikutip Wheelen adalah berupakekuatan di luar perusahaan yang
mempunyai pengaruh dan kepentingan secara langsungkepada perusahaan.
Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikatpekerja,
lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yangmempunyai kepentingan
lain, dan pemegang saham.[7]
C.
Aspek Lingkungan Usaha dan
Lingkungan Hidup
1.
Dampak
Sosial Usaha
Para pakar lingkungan sangat menghawatirkan adanya suatu usaha yang
didirikan akan merusak lingkungan termasuk tatanan kehidupan masyarakat akan
mengalami perubahan dengan adanya usaha atau pabrik yang didirikan. Pelaku
studi harus membuat prediksi sebelum usaha itu ada.[8] Dampak
sosial yang sering muncul adalah ketidakpuasan dari masyarakat di sekitar
lokasi, baik mengenai kompetensi yang mereka terima ataupun adanya kecemburuan
kepada tenaga kerja asing yang datang.
Dampak lain adalah sifat masyarakat yang acuh terhadap proyek, jika
jumlah mereka banyak maka akan sangat berbahaya bagi usaha di kemudian hari.
Karena itulah dalam kelayakan penerimaan lokasi, sikap masyarakat ini perlu
dipertimbangkan, apakah lebih banyak masyarakat yang mendukung atau yang tidak
mendukung, barulah diputuskan pemilihan lokasi walaupun mungkin pertimbangan
biaya operasi yang lebih tinggi dibandingkan lokasi lain.
2.
Dampak
Ekonomi Usaha
Guna mendapatkan gambaran yang jelas adalah penting bagi pelaku
studi kelayakan untuk membuat kajian yang mendalam mengenai dampak ekonomi.
Dampak ekonomi tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
a.
Besarnya
tenaga kerja yang terserap oleh usaha yang
akan didirikan.
b.
Apakah
ada usaha lain yang muncul akibat usaha ini. Jika ada berapa banyak, dalam
bentuk apa, apakah dapat menunjang usaha ata dapat bermitra, dan lain-lain.[9]
c.
Besarnya
penerimaan pemerintah dengan adanya usaha, baik yang berasal dari retribusi,
pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan.
d.
Besarnya
kontribusi usaha terhadap penambahan pendapatan masyarakat di sekitar lokasi
usaha.
e.
Besarnya
kerugian akibat dari peralihan fungsi lahan atau tanah ke lokasi usaha.
3.
Dampak
Fisik (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan / AMDAL )
Studi mengenai dampak fisik ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya kemungkinan bahwa akibat dari pendirian dan proses produksi dari usaha
baru itu akan menimbulkan pencemaran udara, pencemaran air, dan sebagainya di
sekitar lokasi usaha.[10] AMDAL diperlukan
untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan dua alasan pokok : Pertama, Karena
UU dan Peraturan Pemerintah menghendaki demikian. Jawaban ini cukup efektif
untuk memaksa para pemilik proyek yang kurang memperhatikan kualitas
Lingkungan. Kedua, AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak
rusak dengan beroperasinya proyek-proyek industri.[11]
Selanjutnya,
beberapa peran AMDAL adalah sebagai berikut:
a.
Peran
AMDAL dalam pengelolaan Lingkungan. Aktivitas pengelolaan lingkungan telah
disusun berdasarkan perkiraan dampak lingkungan yang akan timbul akibat dari
proyek yang akan dibangun.
b.
Peran
AMDAL dalam pengelolaan proyek. AMDAL
merupakan salah satu studi kelayakan lingkugan yang disyaratkan untuk
mendapatkan perizinan.[12] Bagian
dari AMDAL yang diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis biasanya adalah
sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan proyek, terutama
sumber daya yang diperlukan proyek tersebut.
c.
AMDAL
sebagai dokumen penting. Laporan AMDAL merupakan dokumen penting sumber informasi
yang detail mengenai kedaan lingkungan pada waktu penelitian proyek dan
gambaran keadaan lingkungan di masa setelah proyek dibangun.[13]
Seperti telah diketahui bahwa AMDAL merupakan suatu hasil studi
mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanaan dan diperkirakan mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan hidup. Analisis ini meliputi keseluruhan
kegiatan pembuatan 5 dokumen yang terdiri dari : PIL (Penyajian Informasi
Lingkungan), KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan), RPL
(Rencana Pemantauan Lingkungan), dan RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan).[14]
Dalam PP 51
Tahun 1993 ditetapkan 4 jenis studi AMDAL, yaitu :
a.
AMDAL
Proyek, yaitu AMDAL yang berlaku bagi satu kegiatan yang berada dalam
kewenangan satu instansi sektoral. Misalnya rencana kegiatan pabrik tekstil
yang mempunyai kewenangan memberikan ijin dan mengevaluasi studi AMDAL nya ada
pada Departemen Perindustrian.
b.
AMDAL
Terpadu / Multisektoral, adalah AMDAL yang berlaku bagi suatu rencana kegiatan
pembangunan yang bersifat terpadu, yaitu adanya keterkaitan dalam hal
perencanaan, pengelolaan dan proses produksi, serta berada dalam satu kesatuan
ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi.
c.
AMDAL
Kawasan, yaitu AMDAL yang ditujukan pada satu rencana kegiatan pembangunan yang
berlokasi dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu
instansi. Contohnya adalah rencana kegiatan pembangunan kawasan industri.
d.
AMDAL
Regional, adalah AMDAL yang diperuntukan bagi rencana kegiatan pembangunan yang
sifat kegiatannya saling terkait dalam hal perencanaan dan waktu pelaksanaan
kegiatannya. Contoh AMDAL Regional adalah pembangunan kota -kota baru.[15]
AMDAL merupakan suatu proses yang panjang
dengan sistematika langkah tertentu menurut PP 29 Tahun 1986 :[16]
a.
Usulan proyek.
Usulan proyek datang dari pemerakarsa, yaitu orang atau badan yang mengajukan
dan bertanggungjawab atas suatu rencana kegiatan yang akan dilaksanaknan.
b.
Penyajian
informasi lingkungan. Usulan proyek kemudian mengalami penyaringan yang
bertujuan untuk menentukan perlu atau tidak perlu dilengkapi dengan ANDAL.
Penyaringan dilakukan dengan penyajian informasi lingkungan atau disebut PIL.
PIL ini disusun oleh pemerakarsa sesuai dengan pedoman yang ditetapkan.
Penilaian terhadap PIL dikerjakan oleh sebuah komisi yang dibentuk oleh
innstansi yang bertanggungjawab dan menentukan usulan proyek kedalam tiga
kemungkinan, yaitu :[17]
1)
Perlu dibuatkan
AMDAL, karena dinilai proyek akan menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan. Langkah selanjutnya adalah TOR untuk menyusun ANDAL.
2)
Tidak perlu
dibuatkan ANDAL, karena diperkirakan tidak akan menimbulkan dampak penting.
Pemerakarsa kemudian menyiapkan RPL dan RKL.
3)
PIL kurang lengkap
dan dikembalikan ke pemerakarsa proyek untuk perbaikan sebelum diajukan
kembali.
c.
Menyusun kerangka
acuan. Bila inastansi yang bersangkutan memutuskan perlu membuat ANDAL,
pemerakarsa bersama instansi gtersebut menyusun kerangka acuan TOR sesuai
dengan pedoman yang telah ditetapkan bagi analisis damapk lingkungan.
d.
Membuat ANDAL. Pemerakrsa
membuat ANDAL sesuai dengan pedoman yang ditetapkan, kemudian mengajukan nya
kepada instansi yang bertanggungjawab untuk dikaji terlebih dahulu sebelum
mendapatkan keputusan. Kemungkinan hasil penialaian ada 3, yaitu :
1)
ANDAL disetujui
kemudian pemerakarsa melnajutkan pembuatan RKL dan RPL.[18]
2)
ANDAL ditolak
karena dianggap kurang lengkap atau kurang sempurna. Untuk ini perlu perbaikan
dan diajukan kembali.
3)
ANDAL ditolak
karena dampak negatif nya, karena tidak dapat ditanggulangi oleh ilmu dan
teknologi yang telah ada, diperkirakan lebih besar dari dampak positifnya.
Dalam kondisi seperti ini pemerakarsa diberi kesempatan untuk mengajukan
keberatan kepada instansi yang berwenang.
e.
Membuat RKL dan
RPL. Bila ANDAL telah disetujui maka pemerakarsa dapat melanjutkannya denagn
mmebuat Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan(RPL) untuk diajukkan kepada instansi yang berwenang. Demikian pula
halnya dengan usulan rencana proyek yang tidak memerlukan ANDAL karena tidak
adanya dampak penting.
f.
Implementasi
pembangunan proyek dan aktivitas pengelolaan lingkungan. Bila RKL dan RPL telah
disetujui maka implementasi proyek dapat dimulai, lalu dilanjuykan dengaan
pelaksanaan aktivitas pengelolaan lingkungan[19]
D.
Prediksi Kemungkinan Dampak Lingkungan
Tahapan ini adalah langkah lanjut dari studi lingkungan, yaitu
pelaku studi kasus dapat merinci perkiraan dari adanya dampak lingkungan baik
yang bersifat sosial, ekonomi maupun secara fisik dan harus disajikan dalam
suatu daftar sehingga akan terlihat dengan jelas dan dapat dianalisis terutama
yang berhubungan dengan masalah dana investasi dan besarnya nilai harapan dari
investasi tersebut.
Contoh hasil prediksi dampak lingkungan usaha :
No
|
Item yang dinilai
|
Dampak Lingkungan
|
||||
Negatif
(-)
|
Positif
(+)
|
Nilai Tambah
|
Opportunity Cost
|
Tindakan
|
||
1
|
Sosial
|
|||||
2
|
Ekonomi
|
|||||
3
|
Fisik
|
Keterangan :
1.
Kolom
dampak negatif dan positif diperuntukan untuk menempatkan prediksi dampak
lingkungan pada kehidupan sosial masyarakat dan dampak fisik yang diperkirakan
muncul akibat didirikannya usaha baru tersebut.
2.
Kolom
dampak terhadap nilai tambah dan opportunity cost dengan hasil dampak
ekonomi dari berdirinya usaha tersebut.
Pilihan dampak lingkungan yang dimasukan ke dalam daftar harus
dikaji dengan benar dan sudah dirangking berdasarkan besarnya dampak yang
muncul,[20] dan
setiap dampak yang ada dalam daftar tersebut harus dapat dikonversikan ke dalam
nilai rupiah. Sehingga jelas jika akan dikaitkan dengan kebutuhan dana untuk
mengatasinya yang selanjutnya akan diuji dan dianalisis kembali hingga dapat
dinilai secara keseluruhan dampak dari lingkungan yang diperkirakan akan muncul
akibat dari berdirinya usaha di lokasi itu, yang akan menentukan ide/gagasan
pendirian usaha ini layak jika dinilai dari dampak lingkungan.
E.
Kalkulasi Biaya Dampak Lingkungan
Pada tahap ini dilakukan untuk menghitung seluruh nilai yang
diakibatkan dari adanya dampak lingkungan yang telah diperkirakan dan
dituangkan pada daftar prediksi dampak lingkungan. Ada beberapa kegiatan yang
harus dilakukan sebelum melakukan kalkulasi dampak lingkungan :
1.
Melakukan
verifikasi data hasil prediksi dampak Lingkungan.
2.
Meneliti
kebenaran nilai-nilai yang diterapkan pada saat prediksi dilakukan. Tujuannya
adalah untuk mengetahui apakah nilai-nilai yang telah diterapkan pada waktu
prediksi itu tidak ada kesalahan dalam penafsiran atau ada perubahan karena
adanya sesuatu ketentuan pemerintah yang pada waktu studi belum diperhitungkan.
3.
Membuat
daftar kalkulasi biaya dampak lingkungan dan menghitung seluruh biaya yang
mungkin timbul. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan langsung dari seluruh
dampak lingkungan dengan besarnya dana yang diperlukan untuk menanggulangi
dampak lingkungan tersebut.
4.
Menganalisis
biaya dampak lingkungan dengan sasaran untuk melakukan perbandingan antara
biaya penanganan dampak lingkungan dengan dana investasi dan banefit dari usaha
tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar dapat menguraikan secara detail
pegaruh dari masing-masing dampak lingkungan terhadap pelaksanaan operasional
usaha dimasa yang akan datang. Para pelaku studi juga harus dapat
memeperkirakan besarnya dana penanggulangan dampak lingkungan, apakah harus
dikeluarkan sekaligus pada awal pendirian atau ada yang sebagian yang baru
diadakan setelah usaha beroperasi dan seterusnya.
Daftar lengkap yang menggambarkan hubungan dampak lingkungan dengan
nilai-nilai dan jumlah biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak
lingkungan sebagai berikut :[21]
No
|
Unsur yang dinilai
|
Nilai Dampak Sosial (Rp)
|
Nilai Dampak Ekonomi (Rp)
|
Nilai Dampak Fisik (Rp)
|
||||
Negatif
|
Positif
|
Nilai Tambah
|
Opportunity Cost
|
Pencemaran
|
||||
Air
|
Udara
|
Suara
|
||||||
1
|
Lingkungan
Sosial
|
30
|
50
|
50
|
75
|
80
|
60
|
55
|
2
|
Lingkungan
Ekonomi
|
20
|
70
|
70
|
80
|
75
|
65
|
50
|
3
|
Lingkungan
Fisik
|
45
|
80
|
75
|
60
|
60
|
60
|
60
|
Total Biaya
|
95
|
200
|
205
|
215
|
215
|
185
|
165
|
Analisis dimulai dengan membandingkan antara besarnya biaya dampak
lingkungan sosial yang negatif dengan biaya yang positif dan membuat selisih
antara nilai tambah dengan opportunity cost dari lingkungan ekonomi.
Kemudian dibuat rekap dana keseluruhan. Apakah besarnya dana yang akan
dikeluarkan, yaitu dana dampak sosial yang negatif ditambah dengan opportunity
cost ditambah biaya dampak fisik untuk menanggulangi lingkungan lebih besar
daripada dampak sosial yang positif ditambah dengan jumlah valie added
dari dampak ekonomi. Jika perkiraan dana ini lebih besar, berarti usaha atau
proyrek ini tidak layak dari aspek lingkungan, apalagi jika lebih besar dari
banefit usaha secara keseluruhan.[22]
KESIMPULAN
Lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup,
termasuk di dalamnya manusia dan perilakuknya, yang mempengaruhi kelangsungan
kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan
tempat bisnis akan dijalankan harus dianalisis dengan cermat. Hal ini
disebabkan lingkungan di satu sisi dapat menjadi peluang dari bisnis yang akan
dijalankan, namun disisi lain lingkungan juga dapat menjadi ancaman bagi
perkembangan bisnis. Keberadaan bisnis dapat berpengaruh terhadap lingkungan,
baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan ekologi tempat bisnis yang akan
dijalankan.
Analisis aspek lingkungan tidak hanya membahas tentang
kesesuaian lingkungan dengan bisnis yang akan dijalankan, tetapi juga membahas
tentang dampak bisnis terhadap lingkungan serta pengaruh perubahan lingkungan
yang akan datang terhadap bisnis. Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai
aktivitas sehinggga menimbulkan dampak bagi lingkungan disekitar lokasi bisnis.
Perubahan kehidupan masyarakat sebagai akibat dari adanya aktivitas bisnis
dapat berupa semakin ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, timbulnya
kerawanan sosial, timbulnya penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup
sebagai akibat masuknya tenaga kerja dari luar daerah. Oleh karena itu,
analisis pada aspek lingkungan memerlukan kemampuan analisis yang lebih
komprehensif.
Link PPT Aspek Lingkungan Ppt
DAFTAR PUSTAKA
Suliyanto. Dr. 2008. Studi
Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis, Yogyakarta, Andi.
Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Bisnis Teknik Menganalisis
Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Jumingan, Drs. S.E., M.M., M.Si. 2009. Studi Kelayakan Bisnis
Teori & Pembuatan Proposal Kelayakan, Jakarta : Bumi Aksara.
http://ofosiharefa-anknias.blogspot.co.id/2011/09/study-kelayakan-bisnis-ditinjau-dari.html diakses pada tanggal 26 April 2017 pukul
09.00 WIB.
[1] Dr. Suliyanto,
Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis, (Yogyakarta, Andi : 2008),
hlm. 45.
[2] Husein Umar, Studi
Kelayakan Bisnis Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara
Komprehensif, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 268.
[3] Ibid.,
hlm. 269.
[4] Ibid.,
hlm. 270.
[5] Ibid., hlm.
271.
[6] Ibid.,
hlm. 272.
[7] Ibid., hlm.
273.
[8] Drs. Jumingan,
S.E., M.M., M.Si, Studi Kelayakan Bisnis Teori & Pembuatan Proposal
Kelayakan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), hlm. 161.
[9] Ibid.,
hlm. 162.
[10] Ibid., hlm.
163.
[11] Husein Umar, Studi
Kelayakan Bisnis Teknik Menganalisis...hlm. 303.
[12] Ibid., hlm.
304.
[13] Ibid., hlm.
305.
[14] Ibid., hlm.
306.
[15] http://ofosiharefa-anknias.blogspot.co.id/2011/09/study-kelayakan-bisnis-ditinjau-dari.html diakses pada tanggal 26 April 2017 pukul 09.00
WIB.
[17] Ibid., hlm.
308.
[20] Drs. Jumingan,
S.E., M.M., M.Si, Studi Kelayakan Bisnis...hlm. 164.
[21] Ibid., hlm.
165-166.
I cannot thank Mr Benjamin service enough and letting people know how grateful I am for all the assistance that you and your team staff have provided and I look forward to recommending friends and family should they need financial advice or assistance @ 1,9% Rate for Business Loan .Via Contact : . lfdsloans@outlook.com. WhatsApp...+ 19893943740. Keep up the great work.
BalasHapusThanks, Busarakham.
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
BalasHapusTerjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium